Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Dalilnya, Begini Menurut Ulama
Dalam Kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari sebagaimana dilansir dari laman ponpes tebuireng, semua putra-putri Nabi SAW telah wafat sebelum intiqal (wafatnya) Nabi SAW. Kecuali Sayyidah Fathimah yang masih hidup selama enam bulan, setelah intiqalnya Nabi SAW. Berikut penjelasan singkat mengenai putra-putri Nabi SAW dilansir dari laman NU Online.
Urutannya putra dan putri Nabi Muhammad dilihat dari kelahiran
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar
Ditulis oleh: Ruwaifi Tuasikal
Dikoreksi oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Catatan 26 Agustus 2020
Lulusan S-1 Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S-2 Polymer Engineering (Chemical Engineering) King Saud University, Riyadh, Saudi Arabia. Guru dan Masyaikh yang pernah diambil ilmunya: Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy-Syatsri dan Syaikh Shalih Al-'Ushaimi. Sekarang menjadi Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul.
JAKARTA, iNews.id - Nama putra putri Nabi Muhammad SAW harus muslim ketahui sebagai salah satu bentuk kecintaan kepada Rasulullah dan keluarganya. Momentum Maulid Nabi SAW ini merupakan waktu yang tepat untuk menambah kecintaan kepada Nabi SAW dan keluarganya.
Nabi Muhammad SAW dikarunia 7 anak terdiri atas 3 putra dan 4 putri. Semua putra dan putri Nabi SAW merupakan hasil pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahuanha, kecuali Sayyidina Ibrahim radhiyallahuanhu yang terlahir dari Sayyidah Mariyah Al Qibtiyah.
Kumpulan Ayat Alquran tentang Maulid Nabi, Lengkap dengan Penjelasannya
Dilansir dari Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas III MI, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahu'anha yang pada waktu itu berumur 40 tahun. Sedangkan Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun.
Dalam perkawinannya, Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qāsim, Abdullāh, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulṡum dan Fāṭimah. Semua anak laki-laki Nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai Nabi wafat adalah Faṭimah.
Peran Nabi Muhammad sebagai Ayah
Dikutip dari buku Jangan Sakiti Rasulullah Al-Mustafa karya H. Miftahur Rahman, Nabi Muhammad SAW menunjukkan perannya sebagai ayah untuk melindungi anaknya.
Nabi SAW memberikan contoh penghargaan kepada anak perempuannya, ketika memperlakukan Sayyidah Fatimah. Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan "Ummu Abiha" (ibu dari bapaknya), sebagai penghormatan atas kebaktian Sayyidah Fatimah dalam berkhidmat pada ayahnya.
Jika Sayyidah Fatimah datang, Nabi SAW segera berdiri. Ia menjemput Fatimah, mengambil tangannya, dan menciumnya. (HR Tirmidzi, Sunan Abu Daud). "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang membuatnya marah, ia membuatku marah. Siapa yang menyakitinya, ia menyakitiku." Begitulah perkataannya di hadapan para sahabat ketika berada dalam majelis. Betapa beliau memuliakan dan sangat menyayangi anaknya.
Sebagai orang tua, mestinya memahami bahwa setiap hal yang dilakukan orang tua untuk anak-anaknya adalah penuh makna, mencerminkan kasih sayang yang mendalam dalam hati ibu dan ayah. Kasih sayang ini perlu ditunjukkan secara nyata dan dirasakan oleh anak melalui berbagai cara dari waktu ke waktu.
Rasulullah SAW juga memberikan teladan terbaik dalam mencintai putra-putrinya dan keluarganya. Beliau menunjukkan sikap sebagai seorang ayah yang lembut, penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasih.
Rasulullah SAW tidak hanya menolong dan memperhatikan anak-anaknya, tetapi juga menjaga mereka dengan penuh perhatian. Kecintaan beliau yang mendalam ini seringkali membuat orang lain terkesan dan penasaran.
'Aisyah Ummul Mukminin RA berkata, "Ada orang Arab yang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Sesungguhnya anda mencium anak-anak Anda padahal kami tidak pernah menciumi mereka?' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Apa yang dapat aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang di hatimu'?"
Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada al-Aqra' bin Hajis at-Tamimi. Maka berkatalah al-Aqra',
"Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka." Maka Rasulullah SAW mengarahkan pandangannya kepadanya seraya bersabda, "Barang siapa yang tidak menyayang maka tidak akan disayang."
Riwayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama seorang ayah yang penuh kasih sayang, yang secara aktif menunjukkan cinta dan perhatian kepada anak-anaknya.
Nabi Muhammad adalah sosok suci dan mulia namun tetap memiliki dimensi kemanusiaan atau disebut 'aradh basyariyah yang menjadi sifat jaiz bagi para utusan Allah. Di antara sisi kemanusiaan dalam diri Nabi Muhammad itu adalah menikah dan mempunyai keturunan.
Nabi Muhammad pertama kali menikah dengan Sayyidah Khadijah binti Khuwailid. Pernikahannya tersebut tentu dihiasi dengan berbagai kebahagiaan, di antaranya adalah dengan hadirnya 6 putra-putri yang menjadi keturunannya. Setelah Khadijah Wafat, Nabi Muhammad menikah dan mempunyai beberapa istri, salah satunya adalah Mariyah Al-Qibthiyah yang melahirkan seorang putra sehingga secara keseluruhan Nabi Muhammad mempunyai 7 orang putra-putri.
Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitab Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin (Jombang, Pesantren Tebu Ireng: t.t), halaman 37-39 memberikan ulasan terkait keturunan Rasulullah dalam satu bab khusus, yaitu Fashlun: Fi Auladihi ‘Alaihis Shalatu was Salam. Adapun putra-putri Rasulullah, sebagaimana dibahas dalam kitab tersebut adalah sebagai berikut:
Putra pertama hasil pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah adalah Al-Qasim. Atas dasar inilah Nabi Muhammad punya gelar Abul Qasim yang dinisbatkan pada putra pertamanya itu. Al-Qasim lahir sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul dan wafat ketika berusia 2 tahun.
Zainab adalah putri Nabi Muhammad yang lahir beberapa tahun setelah Al-Qasim. Ia lahir ketika Nabi Muhammad berusia 30 tahun dan pernah terlibat dalam perjuangan Rasulullah di awal dakwahnya dalam menyebarkan Islam.
Zainab juga ikut berhijrah ke Madinah dan wafat pada tahun ke-8 hijriyah di samping suaminya yang juga putra bibinya, yaitu Abul ‘Ash Laqith bin Rabi‘. Sebelumnya, Zainab hijrah terlebih dahulu karena suaminya saat itu masih menjadi seorang musyrik. Baru ketika Laqith bin Rabi‘ masuk Islam, Rasulullah mengembalikan Zainab kepadanya.
Pendapat lain mengatakan, Zainab menjalani rumah tangga kembali dengan Laqith bin Rabi’ dengan akad nikah baru. Dari pernikahan Zainab ini Rasulullah diberikan seorang cucu yang bernama Ali namun meninggal saat masih kecil. Beberapa waktu kemudian Zainab juga melahirkan Umamah yang ketika sudah dewasa dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Fatimah.
Ruqayah lahir saat Rasulullah berusia 33 tahun. Ia tumbuh dengan cantik dan menarik hingga setelah dewasa kemudian dinikahi oleh Utsman bin Affan. Ia juga menjadi wanita yang melakukan hijrah dua kali, yaitu ke Habasyah dan Madinah.
Ruqayah meninggal saat perang Badar berlangsung dan Rasulullah berada di medan pertempuran tersebut. Setelah Ruqayah wafat, Utsman bin Affan hendak meminang Hafshah binti Umar bin Khattab namun kemudian Utsman dinikahkan oleh Rasulullah dengan putrinya, Ummu Kultsum. Sementara Hafshah dinikahi oleh Rasulullah.
Ummu Kultsum adalah putri Rasulullah yang ketika telah dewasa dinikahkan dengan Utsman bin Affan, atas dasar inilah Utsman mendapat gelar Dzun Nurain (memiliki 2 cahaya) karena menikahi 2 putri Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum.
Prosesi pernikahan Ummu Kultsum dengan Utsman berlangsung pada tahun ke-3 Hijriyah. Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun ke-9 Hijriyah Ummu Kultsum wafat. Saat Ummu Kultsum dimakamkan, Rasulullah merasakan kesedihan yang cukup mendalam hingga meneteskan air mata.
Fatimah lahir lima tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, pendapat lain mengatakan ia lahir setahun setelah kenabian. Nama Fatimah berasal dari kata fathama yang artinya menyapih, diberi nama demikian karena di hari kiamat nanti Allah akan ‘menyapih’ Fatimah dari api neraka.
Wanita mulia ini juga diberi nama Al-Batul karena keutamaannya, agamanya, dan derajatnya ada di atas wanita lain. Pendapat lain mengatakan, julukan itu diberikan karena Fatimah terputus dari hal-hal duniawi, semua yang ia lakukan hanya untuk Allah.
Nabi Muhammad menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib pada tahun ke-2 Hijriyah atas perintah Allah melalui wahyu-Nya. Pada malam Selasa, tanggal 3 Ramadhan 11 Hijriyah, putri kesayangan Nabi Muhammad ini melahirkan Hasan. Tidak lama kemudian ia juga melahirkan Husein dan terakhir Muhsin yang meninggal ketika masih kecil. Fatimah wafat enam bulan setelah wafatnya Rasulullah.
Nabi Muhammad tidak memiliki keturunan selain dari Fatimah melalui jalur Hasan dan Husain. Dari sinilah kemudian keturunan baginda Nabi tersebar ke berbagai belahan dunia.
Fatimah mempunyai adik bernama Abdullah yang lahir di masa Islam. Abdullah dilahirkan di Makkah dan wafat saat masih kecil. Ia juga disebut dengan nama At-Thayyib dan At-Thahir karena lahir di masa kenabian.
Saat di Madinah Nabi Muhammad menikah dengan Mariyah Al-Qibthiyah, dari pernikahannya tersebut lahir putra terakhir Nabi Muhammad yang diberi nama Ibrahim. Ia lahir pada bulan Dzulhijjah tahun 8 Hijriyah, sekitar 17 atau 18 bulan kemudian, tepatnya di tahun ke 10 Hijriyah, Ibrahim wafat. Rasulullah pun menshalatinya dan memakamkannya di Baqi.
Itulah 7 putra-putri Nabi Muhammad yang perlu diketahui oleh umat Islam. Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa selain Fatimah, semua putra-putri yang mulia tersebut wafat sebelum wafatnya Rasulullah. Selain itu, Fatimah juga menjadi muara silsilah semua keturunan Rasulullah yang saat ini tersebar di berbagai belahan dunia. Wallahu a‘lam.
Nabi Muhammad SAW memiliki tiga putra dari pernikahannya. Beliau memberikan nama-nama yang berarti baik lagi mulia. Namun, atas ketetapan dan kuasa Allah SWT, ketiganya meninggal ketika masih kecil.
Merangkum buku Sejarah Agung Hasan dan Husain yang disusun oleh Ukasyah Habibu Ahmad, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama dan sejarawan muslim mengenai jumlah istri Rasulullah SAW. Namun, pendapat yang paling banyak disepakati ialah 12 orang.
Mereka adalah Khadijah binti Khuwailid RA, Saudah binti Zam'ah RA, Aisyah binti Abu Bakar RA, Hafshah binti Umar RA, Zainab binti Khuzaimah RA, Ummu Salamah binti Abu Umaiyah RA, Zainab binti Jahzi RA, Juwairiyah binti al-Harits RA, Ummu Habibah binti Abu Sufyan RA, Shafiyah binti Huyai RA, Mariyah al-Qibthiyah RA, dan Maimunah binti al-Harits RA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari istri-istri tersebut, Rasulullah dikaruniai tujuh orang anak yang terdiri atas tiga anak laki-laki dan empat anak perempuan. Putra dan putri beliau adalah Qasim RA, Abdullah RA, Zainab RA, Ruqayyah RA, Ummu Kultsum RA, Fatimah RA, dan Ibrahim RA.
Keenam putra dan putri beliau lahir dari rahim Sayyidah Khadijah binti Khuwailid RA. Sementara itu, satu orang putra lahir dari rahim Sayyidah Mariyah al-Qibthiyah RA, yakni Ibrahim RA.
Qasim atau Al-Qasim terlahir sebelum Rasulullah diangkat menjadi nabi dan rasul. Namun, pada usia sekitar 2 tahun kematian menjemputnya. Di masa yang sama, lahir Zainab. Setelah dewasa, Zainab menikah dengan Laqih yang bergelar Abul Ash bin Rabi.
Adapun Abdullah atau yang dijuluki dengan gelar Ath-Thayyib dan At-Thahir juga lahir pada masa pra kenabian, meski dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abdullah dilahirkan pasca Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul.
Sama halnya dengan Qasim, Abdullah juga meninggal pada waktu masih bayi sehingga tidak banyak catatan yang tertinggal tentangnya. Disebutkan dalam buku Samudra Keteladanan Muhammad oleh Nurul H. Maarif bahwa Abdullah wafat ketika Rasulullah masih berada di Mekkah.
Sementara itu, putra Rasulullah yang bernama Ibrahim, yang juga satu-satunya anak kandung beliau yang lahir selain dari rahim Khadijah, lahir di bulan Dzulhijjah pada tahun ke-8 H. Hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam buku Manajemen Cinta Sang Nabi Muhammad SAW yang ditulis oleh Sopian Muhammad.
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Ibrahim wafat sejak masih kecil, yakni ketika masih beberapa bulan. Menurut riwayat yang berbeda, Ibrahim wafat pada umur 2 tahun. Meskipun kebersamaan Rasulullah bersama Ibrahim sangat singkat, tetapi kehadiran putra bungsunya memberikan kebahagiaan dalam kehidupan keluarga beliau.
Nabi Muhammad diutus oleh Allah sebagai rasul dan nabi terakhir. Hal tersebut termaktub dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 40,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
Artinya: Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Syahruddin El-Fikri menyebutkan dalam bukunya Situs-Situs dalam Al-Qur'an: Dari Peperangan Daud Melawan Jalut Hingga Gua Ashabul Kahfi bahwa Ibnu Abbas, sahabat sekaligus mufassir terkemuka di zaman nabi mengomentari ayat tersebut dengan menafsirkan firman Allah sebagai salah satu bentuk kekuasaan Allah Yang Maha Mengetahui.
Allah tidak menjadikan salah satu anak Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul karena sejatinya Allah berkehendak Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Tidak sama seperti nabi-nabi dari zaman sebelumnya yang merupakan ayah dan anak.
Berdasarkan logika tersebut, Ibnu Abbas mengaitkan bukti sejarah bahwa putra-putra Rasulullah wafat di usianya yang masih amat belia. Apabila putra-putra Rasulullah hidup sampai dewasa, tidak mustahil jika di kemudian hari orang-orang akan mendewakan salah satunya dan mengangkatnya sebagai nabi.
Namun, karena ketetapan dan kekuasaan Allah, putra-putra Rasulullah pun kembali ke sisi-Nya. Allah telah menetapkan takdir mereka dengan tidak menjadikan salah satu di antara mereka hidup hingga dewasa. Hal itulah yang mempertegas bahwa Rasulullah adalah nabi sekaligus rasul terakhir yang diutus oleh Allah.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Abi Aufa, dia berkata, "Putra Nabi Muhammad SAW meninggal dunia ketika masih kecil. Seandainya setelah Nabi Muhammad SAW itu akan diutus nabi lagi, maka dialah yang akan menjadi penggantinya (putra Nabi Muhammad SAW). Namun, setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW tidak akan ada nabi lagi setelahnya."
Itulah nama-nama ketiga putra Nabi Muhammad yang meninggal di usia mereka yang masih kecil. Dengan mengetahui kebenarannya, semoga umat muslim dapat semakin mengimani bahwa Rasulullah merupakan nabi dan rasul terakhir.
Siapa saja putra putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Nama Istri Nabi Muhammad SAW, Patut untuk Diketahui!
Putri Nabi Muhammad SAW berikutnya yakni Sayyidah Zainab. Dia adalah putri tertua Nabi yang lahir pada tahun ke-30 dari kelahiran Nabi Muhammad. Dia menikah dengan Abu al-Ash bin ar-Rabi.
Dari pernikahannya itu lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Ali (meninggal saat usia remaja) dan Umamah—yang nanti dinikahi Sayyidina Ali bin Abi Thalib setelah Sayyidah Fathimah wafat. Zainab wafat pada 8 H.
Putri Nabi Muhammad SAW ketiga yakni Sayyidah Ruqayyah. Dia lahir pada tahun ke-33 dari kelahiran Nabi Muhammad. Ruqayyah dinikahi oleh Ustman bin Affan. Dia tidak memiliki suami lagi selain Utsman.
Dari Utsman, dia memiliki seorang anak bernama Abdullah—yang meninggal di usia empat tahun. Tercatat, dia ikut hijrah sebanyak dua kali. Ruqayyah wafat ketika ketika Nabi berada di dalam Perang Badar—riwayat lain tiga hari setelah Perang Badar.
“Indeed, those who have believed and done righteous deeds – their Lord will guide them because of their faith. Beneath them rivers will flow in the Gardens of Pleasure. Their call therein will be, ‘Exalted are You, O Allah,’ and their greeting therein will be, ‘Peace.’ And the last of their call will be, ‘Praise to Allah, Lord of the worlds!’” (From The Holy Quran)
Selain berperan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai ayah. Beliau memiliki putra dan putri yang dilahirkan dari Sayyidah Khadijah dan Mariyah Al-Qibthiyah.
Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh anak. Dari jumlah tersebut, enam anak dilahirkan oleh Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, sementara satu anak lainnya lahir dari Mariyah Al-Qibthiyah.
Putra-putra Nabi Muhammad
• Lahir sebelum kenabian
• Meninggal pada usia 2 Tahun
• Ibunya adalah Khadijah
2. Abdullah ( Ath-Thayyib/ Ath-Thahir)
• Lahir setelah kenabian
• Ibunya adalah Khadijah
• Lahir pada tahun 8 H di Madinah
• Meninggal dunia pada tahun 10 H (Umur: 17 atau 18 bulan )
• Ibunya adalah Mariah Al-Qibthiyyah (hamba sahaya milik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Iskandaria kepada Rasulullah).
Putra Putri Nabi Muhammad SAW
Putra Nabi Muhammad SAW pertama adalah Sayyidina Al Qasim. Dia lahir sebelum Nabi SAW diangkat menjadi nabi. Karena Qasim adalah anak tertua, maka Nabi diberi julukan Abu Qasim. Dia hanya hidup selama beberapa hari saja.
Putri-putri Nabi Muhammad
Menikah dengan Abul ‘Ash
Menikah dengan Utsman
Menikah dengan Utsman
Utsman disebut Dzun Nuroin (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tujuh anak ini dilahirkan oleh Khadijah kecuali Ibrahim. Tujuh anak ini juga meninggal dunia ketika Nabi Muhammad masih hidup kecuali Fathimah. Fathimah meninggal dunia enam bulan setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.
Putra-Putri Nabi Muhammad
Dikutip dari buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja, berikut putra-putri Nabi Muhammad SAW:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qasim lahir di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi. Kelahiran Qasim ini membuat Nabi Muhammad SAW dijuluki Abu Qasim atau 'Bapaknya Qasim'. Namun, Qasim meninggal pada usia 2 tahun.
Anak kedua Rasulullah SAW adalah Sayyidah Zainab binti Muhammad. Putri Rasulullah SAW ini dinikahkan dengan sahabat Abu Al Ash bin Ar Rabi, yang kemudian dikaruniai dua anak bernama Ali dan Umamah.
Abu Al Ash bin Ar Rabi mengucap dua kalimat syahadat dan mengikuti agama istri dan mertuanya dan pindah ke Madinah. Sayyidah Zainab kemudian meninggal dunia pada 8 Hijriah meninggalkan suami dan anaknya.
Nabi Muhammad SAW kemudian dikaruniai anak ketiga, yaitu Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad. Sayyidah Ruqayyah dinikahkan dengan sahabatnya, Utsman bin Affan, dan dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putra bernama Abdullah.
Ketika tinggal di Madinah, mereka menghadapi ujian dengan wafatnya putra tunggal mereka pada usia 6 tahun. Tidak lama kemudian, Sayyidah Ruqayyah sakit dan dikabarkan meninggal dunia ketika Rasulullah SAW sedang berada di medan Perang Badar.
Anak keempat Nabi Muhammad SAW adalah Ummu Kultsum. Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, namun Utbah menceraikannya sebelum mereka sempat hidup bersama.
Setelah itu, Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan setelah istri Utsman, Ruqayyah, meninggal dunia. Ummu Kultsum, putri keempat Rasulullah SAW dari Siti Khadijah, meninggal pada 9 Hijriah.
Putri Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dan sering kita dengar dalam berbagai riwayat adalah Sayyidah Fatimah Az Zahra. Sayyidah Fatimah adalah anak kelima Nabi Muhammad SAW dan putri yang sangat beliau cintai. Ia lahir lima tahun sebelum Rasulullah SAW menerima wahyu pertama.
Sayyidah Fatimah kemudian dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib RA, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai lima orang cucu untuk Rasulullah SAW, yaitu Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dan Muhassin.
Putra terakhir Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah adalah Abdullah. Abdullah lahir setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul, dia lahir di masa permulaan Islam setelah turunnya wahyu. Namun, Abdullah meninggal di Kota Makkah ketika dia masuk kanak-kanak
Nabi Muhammad SAW juga memiliki putra dari istrinya, Mariyah Al Qibthiyah. Keturunan beliau yang juga menjadi putra bungsunya ini bernama Ibrahim.
Ibrahim lahir pada 8 Hijriah di Madinah. Sayangnya, Ibrahim meninggal dunia ketika usianya baru mencapai 17 atau 18 bulan. Dia wafat pada 10 Hijriah. Rasulullah SAW pun sangat bersedih dengan kepergiannya.